1. Ketua Forum Redam Korupsi (FORK)-Cabang Jambi.

2. Ketua Lembaga Kajian Sosial Ekonomi-Wilayah Jambi.

3. Koordinator Konsultasi Hukum bagi Rakyat-Wilayah Jambi.

4. Ketua Bidang Organisasi Kongres Advokat Indonesia (KAI).

5. Koordinator Advokat Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Penasehat Hukum Indonesia-Wilayah Sumatera.

Minggu, 19 Januari 2014

Pengaruh Ekonomi Terhadap Kondisi Sosial dan politik

Acungan jempol memang layak diberikan kepada Indonesia saat ini, di mana negara kita memulai sebuah transisi ekonomi menuju ekonomi yang mandiri dan maju, pertumbuhan ekonomi yang terjadi memang begitu cepat sekali prosesnya, ditambah daya saing yang tinggi Indonesia mampu melakukan itu semua, krisis global di Eropa dan Amerika justru di jadikan momentum Indonesia untuk menuai hasil di dalam negeri, hasilnya Indonesia berhasil lolos dari jeratan krisis global yang negara Eropa dan Amerika tidak bisa melewatinya.

Kondisi seperti ini memang jarang sekali terjadi, dahulu kita pernah merasakan bagaimana pahitnya krisis ekonomi yang berdampak kepada kondisi politik dalam negeri, tahun 1998 menjadi puncak krisis Ekonomi yang berimbas pada keruhnya suasana politik dalam negeri, dan tahun 1998 merupakan sebagian dari perjalanan kelam pemerintah Indonesia untuk menuju sebuah perubahan, bangsa yang besar tentunya berawal dari sebuah bangsa yang terpuruk.Saat ini Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia memang tidak bisa lepas dari peran serta pemerintah dalam membangun pondasi baru ekonomi, lapuknya pondasi lama membuat pemerintah bekerja begitu giat mengembangkan potensi yang ada, melihat perkembangan yang sudah berjalan belakangan ini memang tidak bisa dipungkiri bahwa potensi yang ada berhasil membawa pertumbuhan ekonomi yang baik bagi Indonesia, focus tersebut semakin di giatkan kembali, apalagi posisi strategis Indonesia di dunia dan kawasan Asia menjadikan Indonesia salah satu dari sekian banyak negara yang menjadi tujuan bagi para investor dari negara-negara lain untuk berinvestasi.

Perjalanan transformasi ekonomi Indonesia bukan tanpa halangan, ketika banyak kalangan menilai bahwa proses transformasi ekonomi Indonesia lebih kepada praktek pencitraan segelintir penguasa, yang harus diperhatikan saat ini ialah bagaimana pemerintah melakukan sebuah kegiatan yang tanpa omong kosong, lebih kepada hasil nyata, yaitu Pertumbuhan Ekonomi.

Ada ideologi yang mengatakan dan mengharuskan negara hanya boleh menjadi penjaga malam (Watcdog), yakni negara dengan sistem kapitalis. Namun ada juga ideologi yang mengharuskan pemerintah/negara mengambil alih semua urusan ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak (sosialisme), namun pemerintahan saat ini, yaitu SBY tidak melakukan keduanya, penerapan mekanisme yang dibuat justru tidak ada 2 unsur tersebut, pemerintah/Presiden SBY lebih memilih jalan ketiga yang tidak berhubungan dengan jalan kedua nya di atas, yakni tak semua hal harus diserahkan kepada mekanisme pasar, negara harus intervensi untuk melindungi kepentingan sosial, dan memang seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah seperti itu.

Pemerintah sepenuhnya mengendalikan keseluruhan dari sistem yang ada, tapi ada timbal balik dari kebijakan yang telah dibuat, tentunya baik untuk keduanya, baik pemerintah juga tidak dirugikan dengan keputusan tersebut dan masyarakat juga mendapatkan hasil yang setimpal dari kebijakan itu, pemerintah juga menjamin bahwa tidak ada yang salah dengan hal itu, proses ini terbilang sangat lama dan harus dimatangkan dengan baik.

Politik Pasca-Transformasi Ekonomi

Ada yang harus diperhatikan ketika banyak bangsa lain menghadapi sebuah krisis di dalam negaranya, goyangnya system ekonomi yang buruk di dalam daulatnya sebuah negara maka niscahya berpengaruh terhadap kondisi politik negara tersebut, berawal dari sebuah gangguan perekonomian dalam negerinya politik sudah barang tentu menjadi pertaruhan hidup dan mati bagi sistem pemerintahan yang sedang berlangsung.

Seperti yang sudah-sudah banyak negara goyah akibat tidak bisa mengendalikan carut-marut nya ekonomi di dalam negeri mereka, itu berdampak pada krisis politik, lebih parahnya lagi campur tangan dunia luar karena ketidaksukaan atas pemerintahan yang sedang berlangsung semakin membuat kondisi negara tersebut seperti perang saudara, padahal jika negara tersebut lebih mengutamakan solidaritas para pemimpin dan bawahannya, serta tidak adanya sikap ingin menghancurkan penguasa maka kehancuran pemerintahan itu tidak akan terjadi.

Pemerintah Indonesia melihat kasus-kasus yang dialami negara tetangga sebagai pembelajaran bersama bahwa, tidak sembarangan membangun sebuah komunikasi politik jika memang kondisi ekonomi sedang tidak stabil, Presiden SBY selaku kepala negara pernah berkata kepada seluruh jajaran menterinya di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, SBY menyerukan sekaligus memperingatkan adanya gangguan-gangguan baik berskala kecil maupun besar itu bisa menjadi sebuah bom waktu bagi kondisi Politik bangsa Indonesia, apalagi kita saat ini (Indonesia) tengah berada dalam transformasi Ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar para menteri dapat menjaga stabilitas perekonomian nasional, dan mengambil langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sehingga tidak mempengaruhi politik dan juga sosial.

Ini peringatan yang harus benar-benar dicermati bersama, tidak sedikit masalah di dalam negeri yang banyak menyita waktu kita bersama, permasalahan baik ekonomi, sosial dalam negeri bisa sangat berpengaruh terhadap kondisi politik bangsa Indonesia saat ini maupun masa mendatang, hal yang paling penting dan harus kita cermati bersama saat ini ialah, bentuk kepedulian terhadap masalah-masalah bangsa merupakan formula yang baik guna mengendalikan benang kusut kondisi politik dalam negeri pascatransformasi Ekonomi bangsa Indonesia saat ini dan di masa mendatang.